KOTA BEKASI, MM - Kasus Sindikat Jual-Beli Mobil kembali menyeruak di wilayah Bekasi Kota.Kasus yang bermodus operandi melakukan transaksi jual mobil dengan harga miring (Diluar Pasaran-Red) melalui Medsos Facebook dimana hal tersebut diduga dilakukan secara terorganisir dan tersetruktur, dimana diketahui dalam melakukan aksinya dilakukan dengan sejumlah oknum para pelaku kejahatan secara bersama-sama.(22/06/2023).
Dimana kali ini menimpa Kiman warga Mampang Prapatan, RT 004/RW 01, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Jakarta Selatan. Berdasarkan keterangan yang di dapat bahwa hal tersebut bermula dari penjualan kendaraan jenis Toyota Avanza tahun 2010 dengan nomor seri B 1974 KFU yang dijual dengan menawarkan harga 67 Juta rupiah melalui Medsos Facebook.
Sementara berdasarkan informasi penjualan mobil di Jakarta D.K.I. - Avanza 2010 - melalui OLX Indonesia, Sortir Menurut : Tanggal Diterbitkan Rp 110.000.000 2010 Avanza 1.3 G Automatic 2010 Cilandak, Jakarta Selatan2 hari yang lalu Rp 102.000.000 2010 Toyota Avanza 1.3 G A/T 2010.
Tergiur akan harga miring yang di jual melalui Medsos Facebook tersebut korban mulai mencoba untuk melakukan pencarian yang kemudian di temukan mobil yang di jual dengan harga miring tersebut dan melakukan transaksi jual beli dengan kesepakatan mentransfer uang sebesar 30 Juta rupiah sebagai DP kepada pihak penjual dengan berakhir pada uang raib dan kendaraanpun lenyap.
Dalam keterangannya kepada Awak Media, Kiman menceritakan tentang kronologi kejadian awal dengan mengatakan bahwa.
"Di Facebook atas nama ABDUL MAJID yang katanya rumah di Matraman memposting Toyota Avanza 2010 seri B 1974 KFU dengan harga 67juta dan saya lihat. Jumat tanggal 16 juni 2023 saya hubungi lewat WA untuk melakukan negosiasi yang akhirnya harga jadi 60 juta rupiah. Dalam negosiasi pembayaran ABDUL MAJID mimta DP 30 juta rupiah dan mobil bisa di bawa pulang, katanya.ABDUL MAJID juga menjelaskan bahwa sementara BPKB menungu proses Bank karena BPKB di anggunkan di Bank Mandiri atar nama BAYU YULIANTO sesuai dengan STNK dengan alasan DP 30 juta rupiah untuk menutup setoran Bank," ungkap Kiman.
"Malamnya adik saya WANTO ke rumah MADUN yang beralamat di SENOPATI ESTATE RT.003/RW.002 sesui sare lokasi yang ia kirimkan setelah di cek mobil kami berminat," imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menceritakan bahwa," Setelah ke esukan harinya tanggal 17/6/2023 saya dan WANTO ke tempat MADUN setelah sampai saya ketemu istrinya, "Permisi mbak mau melihat kondisi mobil," kata saya, "Iya sebentar saya cari BPKBnya," jawabnya, tak lama kemudian MADUN keluar,"oh iya mas mau lihat mobil sebentar aku ambil kuncinya,' kata MADUN, teryata kunci mobil di bawa PAISAL, kemudian MADUN memangil FAISAL karena tempatnya berbeda, saya menungu +- 20-30 menit, setelah itu ia datang menyerahkan kunci ke saya untuk cek kondisi mobil dan terlihat kondisi baik setelah itu kami ke teras. dalam percakapan PAISAL mengaku sebagai saudaranya ABDUL MAJID, yang aneh dari PAISAL dan MADUN katanya sering memakai mobil ABDUL MAJID tapi belum tahu dimana rumahnya, Lalu saya telephone ke ABDUL MAJID, Dalam pembicaraan telephone saya katakan : halo bang ABDUL saya sudah cek mobil kondisi ok gimana pembayarannya, ABDUL MAJID menjawab : bang pembayarannya seperti yang saya bilang kemarin DP 30 Juta, mobil bisa mas bawa nanti sudaraku biar ikut ke tempat adik mas jadi sama2 enak mas, sudah DP bawa mobil dan kami juga sudah tau tempat adik mas. di situ saya mengajukan opsi pembayaran DP 1 atau 2 juta rupiah dengan surat2 dilengkapi baru pelunasan atau lansung pelunasan di Bank tanpa DP melalui telephone Whatsapp. "Begini mas bisa enggak opsi yang saya tawarkan pertama DP 1 atau 2 Juta nungu BPKB sudah di ambil baru saya lunasi opsi ke dua kita sama-sama di bank mandiri yang BPKB terjaminkan selesaikan atministrasi mas menyerahkan mobil berserta BPKB dan STNK." kata saya, tapi ABDUL MAJID tidak mau dia kekeh minta DP 30 juta rupiah, baru mobil bisa di bawa, nah setelah surat2 lengkap baru pelunasan,"Enggak bisa mas... mas jangan kuatir mas kan sudah tau rumah saudaraku mas sudah bisa bawa mobilya beserta kwitansi udah sama2 enakkan," kata ABDUL MAJID, Saya katakan : mas ini kan mobil atas nama BAYU YULIANTO biasa enggak yang atas nama mobil suruh ke sini, masalahnya kalau saya mengeluarkan uang kwitansi atas nama STNK kan sudah pas, ABDUL MAJID menjawab : mas jangan kuatir itu kan mobil saya, Saya menyambung : mas sekarang masih di mana bisa enggak kesini kan lebih enek kalau ketemu, ABDUL MAJID menjawab: engak bisa mas saya masih kerja, Saya tegaskan : ini BPKB aman ya kapan bisa di urus bisa langsung senin, ABDUL MAJID : kan proses dulu to bang tenang aja jangan kuatir, Saya jawab: ya sudahlah
Akhirnya hp saya tutup," papar Kiman.
"Setelah itu saya dikirimi nomer rekening BRI 5776 0103 0853 538 atas nama ABDUL MAJID," sambung Kiman.
"Saya katakan kepada PAISAL: mas ini bang majid katanya suruh DP 30 Juta dan mobil saya bawa dulu supaya tidak ragu dan saling percaya mas PAISAL dan MADUN ikut ke tempat adik saya biar sama2 tahu rumahnya, PAISAL menjawab : iya bisa di bawa kalau sudah DP 30 Juta, sebentar saya telp bang majid ( seingat saya PAISAL dan MADUN ke dalam rumah telephone ABDUL MAJID pembicaraan apa aku tdk tau hingga ia kembali ke teras ), PAISAL katakan : Ia bang bisa DP 30jt mobil di bawa, Saya bertanya : bang PAISAL hubunganmu sama ABDUL MAJID katanya saudara, seperti apa sih urutannya? (aku Cuma pengin tahu bener saudara dekat ngak), PAISAL menjawab: gimana ya kalau saya panggil ABDUL MAJID abang karna bapak saya sama bapak ABDUL MAJID kakak adik dan tuan bapaknya ABDUL MAJID, Saya bertanya lagi : sering ngumpul di keluarga?
PAISAL menjawab : sering bang di sini udah biasa ngumpul, dan ngumpulnya sering di sini
Saya bertanya lagi : ABDUL MAJID Matramannya masih jauh sama Beacukai dan Utan Kayu, PAISAL menjawab : wah ngak tau itu bang karna aku belum parnah ke sana, Saya bertanya : la kalu ada acara keuarga di mana biasannya, PAISAL jawab : ya sering di sini,
Saya mengalihkan pertanyaan ke MADUN : bang MADUN.... bang MADUN kenal enggak dengan orang atas nama di STNK?, MADUN menjawab : kenal, Saya tanya lagi : tahu rumahnya", MADUN jawab : tahu, Saya katakan : kalau suruh ke sini bisa enggak, jauh enggak rumahnya?, MADUN : (lalu ia tlp) ngak bisa ke sini bang ( aku agak lupa, apakah lagi keluar apa ada acara gitu), Saya jelaskan : masalah begini bang lebih enak kalu saya transfer, saya dapat Kwitansi sesuai dengan atas nama mobil jadi kan pas, bang MADUN bisa menjamin kalau saya DP 30 Juta BPKB bisa diambil, MADUN tegaskan : bisa bang saya jamin, Saya lanjutkan : jadi saya transfer ke ABDUL MAJID dulu ini," tutur Kiman.
Lanjtnya,"Lalu MADUN keluar beli materai sama kwitansi, saya belum transfer tungu sampai MADUN kembali, tak lama kemudian MADUN kembali dan diserahkan kwitansi-kwitansi dan materai ke PAISAL, ditulislah Kwitansi tersebut namun anehnya setelah selesai di tulis Kwitansi tersebut tidak kunjung di tanda tangani oleh mereka, sampai saya transfer masuk ke rekening ABDUL MAJID, setelah tranfer masuk," ungkapnya.
"Saya katakan kepada mereka : bang tranfer sudah masuk ya ke ABDUL MAJID bukti aku kirim ke ABDUL MAJID, PAISAL : sebentar bang biar di cek dulu, PAISAL telephone ke ABDUL MAJID kalau sudah di transfer suruh nungu mau di cek dulu, Mungkin di cek dulu oleh ABDUL MAJID kurang lebih 5-10 menit, tak lama ABDUL MAJID mengimformasikan ke PAISAL kalau transfer sudah masuk, saat itu PAISAL dan MADUN masuk rumah mungkin kompromi apa yang di bicarakan saya tidak tahu, kurang lebih 10-15 menit, selagi mereka berdua di dalam rumah saya telephone ABDUL MAJID. Saya katakan : mas uang kan sudah masuk ke rekening mas ABDUL MAJID ini tinggal buat kwitansi lalu mobil saya bawa, untuk membuat kedua belah pihak merasa aman lebih baik mas PAISAL sama MADUN ke rumah adik saya, dan nanti kalau BPKB nya sudah bisa diambil informasikan ke saya kapan bisanya besuk atau lusa, ABDUL MAJID katakan : sebentar dulu bang, abang kan sudah tau rumah saya (padahal bukan rumahnya tapi rumah MADUN setau saya) maka saya kasih kwitansi saja dulu, nah kalau mau bawa mobil lunasi dulu abang bisa bawa mobil dan kwitansi di buatkan. Saya menjawab: kamu itu gimana sih tadi sebelun aku transfer kamu bilang iya mobil bisa di bawa setelah DP 30 Juta terus saya sudah transfer, kenapa berubah gimana kesepakatan awal, ABDUL MAJID : tapi ngak bisa bang kalau mobil di bawa kan belum lunas maka baiknya abang lunasi dulu baru abang bisa bawa mobilnya kalu begitu sama2 enakkan, Saya menjawab : enak gimana BPKB belum ada suruh lunasi, katanya DP 30 Juta mobil bisa di bawa, pikiranmu berubah ubah enggak jelas, ngak konsisten aku jadi males ngomong sama kamu kalu begini, ABDUL MAJID : bang gimana lunasi dulu biar bisa di bawa mobilnya jadi sama2 enak, mas bisa bawa mobil saya juga engak kuatir. Saya tegaskan : gila kamu bang suruh lunasi enak di kamu nyesek di saya orang BPKB belum di tangan suruh lunasi, udah kalau bisa BPKB bawa sini aku lunasi, udah2 engga jelas kamu ngomongnya ini pokoknya mobil saya bawa karna sesuai kesepakatan awal DP 30 Juta pulang bawa mobilnya, jadi males ngomong sama kamu, ya udah dulu (lalu saya matikan)," beber Kiman.
Lebih lanjut,"Setelah saya telephone ABDUL MAJID , PAISAL dan MADUN keluar dari rumah, PAISAL bertanya : gimana bang ngomong apa bang MAJID?, Saya jawab: enggak jelas, berubah pikiran masak saya sudah DP 30 Juta katanya mobil di bawa malah enggak boleh, saya disuruh melunasi, PAISAL: kalau saya mengikuti bang MAJID aja.Saya tegaskan : bang kamu kan sudah bilang sendiri tadi sebelum aku transfer, kalau sudah transfer 30 juta mobil bisa dibawa, tapi nyatanya kamu juga ikut menahan, udah begini aja pagil atas nama STNK nya ke sini (Lalu MADUN telephone ke atas nama mobil tapi bener ngak aku ngak tahu, dia bilang iya bisa yang atas nama STNK bisa ke sini tapi di tunggu2 enggak datang juga, dalam pikirku ini penipu semua), lalu saya menanyakan : gimana bang MADUN bisa kesini?, MADUN: bisa katanya, PAISAL memotong pembicaraan : kenapa tadi ngak transfer ke rekening atas nama aja, saya BERTANYA : kata bang PAISAL ini katanya mobil MAJID di STNK cuma atas nama dan bang PAISAL sudah biasa membawa mobil MAJID?, PAISAL menjawab: kalau begini saya ngikut bang MAJID nggak berani lepas mobil, saya tegaskan : bang saya sudah mengeluarkan uang enggak bisa begitu dong, kenapa tadi sebelum transfer mobil bisa di bawa, sekarang kamu ngomongnya beda, kalu begini bisa panjang urusannya sekarang mau main preman apa lapor ke polisi kalau ribut sekalian, PAISAL: bentar bang aku telpon polisi temen saya........ ia bisa datang katanya
(setelah PAISAL telephone katanya temanya yang Polisi mau datang tapi di tunggu juga enggak datang), saya katakan : udah gini aja ini saya sudah mengeluarkan uang enggak ada pilihan mobil harus saya bawa, jadi sama2 yang punya jaminan, kalian sudah terima uang saya pegang mobilnya, sebaiknya kita ke tempat adikku biar kalian tahu rumahnya jadi sama2 enak, dan madun keluar dari rumah," terang Kiman.
"Dalam perdebatan alot kalau mobil tidak boleh di bawa pulang, bahkan ABDUL MAJID menyampaikan bahwa mobil bisa di bawa kalau sudah melunasi , katanya menegaskan, saya ngak bisa memenuhi permintaannya, akirnya saya minta ke FAISAL dan MADUN untuk membawa mobil karena saya sudah DP 30 Juta rupiah yang akirnya di ijinkan mobil saya bawa ketempat adik saya WANTO," sambungnya.
"Ke tempat WANTO saya bawa mobil sendiri, FAISALdan MADUN berboncengan motor sedangkan adik saya WANTO bawa motor sendiri juga, nah di tengah perjalanan saya dan WANTO di suruh berhenti belok arah, Jalan Cinyosog sebelah utara pertigaan -+ 50meter disitu ada warung kopi, disitu ketemu seseorang tau RT atau siapa yang jelas sudah akrab dengan MADUN dan PAISAL. Saya kemudian bertanya : gimana ini bang ngak ada solusi kita lapor polisi aja, PAISAL menjawab: iya ayo engak apa2 lapor polisi, Aku coba telephone teman bernama BUDI (Solusinya gimana dia bilang lapor polisi aja coba aku kasih nomor telephone Polisi daerah situ, ini solusiny enggak selesai, kalau mobil tetep saya bawa gimana, BUDI bilang enggak usah di bawa itu termasuk membawa lari barang orang, jawab BUDI), Karna saya lapar belum makan saya ijin makan dulu, setelah saya kembali ke tempat di situ sudah ada katanya seorang RT, RT temenya PAISAL ngomong : hati hati mas sekarang banya penipuan kemarin juga ada kejadian..... (bla bla yang jelas tidak menyelesaikan),"jelas Kiman.
Kemudian, "Saya bicara: bang PAISAL ini enggak selesai kita ke polisi aja ayo bareng2 kita selesaikan di sana baiknya gimana, PAISAL menjawab : abang lapor aja enggak apa2 enggak harus dengan saya, saya menjawab : bang PAISAL, bang MADUN sekali lagi abang bisa nemani saya enggak ke Kantor Polisi, PAISAL: saya ngak bisa nemani, lalu adik saya WANTO memotong : enggak usah di terusin ruwet.Akhirya saya dan WANTO fustasi lalu memutuskan untuk pulang," tutup Kiman.
Keesokan harinya Kiman menjumpai BUDI dari Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) untuk mendapatkan solusi, "Saya bertanya pada BUDI: giman ini solusinya?, BUDI akhirya menghubungi semua teman- temannya yang di LSM maupun Ormas serta para Aparat dan APH kenalannya semua yang katanya bisa membantu dan membela dengan cepat merapat ke TKP setelah di hubungi, "Biar di kasih pelajaran aja," kata BUDI, namun di tunggu lama tidak juga ada yang datang satupun, saya mengatakan sama BUDI (LAI) teman saya : saya tidak bisa mengeluarkan uang, karena saya sudah kehilangan banyak, jangan sampai jadi korban yang ke dua kalinya, akirnya BUDI (LAI) memberikan solusi untuk meminta bantuan dengan Ketua Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Bekasi bpk Irwan dan kami berdua, Saya dan BUDI menemui Bpk Irwan pada (18/06/2023) malam di kediamannya untuk meminta bantuan,dukungan serta pendampingan dalam melakukan pelaporan di Kepolisian Kota Bekasi." ungkap Kiman.
"Pada malam itu juga kami, BUDI, Saya bersama Ketua Aliansi Wartawan Indonesia (AWI)Bekasi Bpk Irwan melakukan pelaporan di Polres Bekasi Kota yang di tanggapi oleh petugas piket SPKT, pak Andri dalam konseling pelaporan awal dan di minta untuk segera melengkapi berkas-berkas yang di perlukan dalam pelaporan tersebut, Petugas mengatakan : sudah sering terjadi penipuan bermodus jual-beli kendaraan bermotor melalui Medsos Facebook dengan berbagai macam methodenya dan sindikat penipuan seperti ini memang harus di berantas, nanti bukti-buktinya tolong di lengkapi, saya menjawab : siap pak, " tandas Kiman.
"Saya selaku korban bersiap melengkapi berkas-berkas bukti -bukti yang ada sesuai saran dari pihak Kepolisian Kota Bekasi dan Ketua Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Bekasi, Bpk Irwan, untuk menindaklanjuti pelaporan di Kepolisian" pungkas Kiman (22/06/2023) pada Awak Media, selaku korban dugaan sindikat penipuan bermodus jual kendaraan bermotor terstruktur dan terorganisir.
Kiman
Juga meminta agar persoalan yang menimpa dirinya agar segera di
publikasikan oleh Awak Media agar memberikan informasi pada masyarakat
untuk berhati-hati terhadap para pelaku sindikat penipuan tersebut.
(Joggie) MM